Batas antara Memiliki dan Mencintaimu: Menuju Open-Individualism Daniel Kolak

Jika kamu memiliki alasan untuk mencintai seseorang, kamu tak benar-benar mencintainya.

Batas antara Memiliki dan Mencintaimu: Menuju Open-Individualism Daniel Kolak

Faudyan Eka Satria

Jika kamu memiliki alasan untuk mencintai seseorang, kamu tak benar-benar mencintainya.

Bacaan hari ini

Kebahagiaan dan kebijaksanaan ala Epikureanisme

Bambang Akbar

Psikologi Kesadaran Bagian II

Krisna Putra Pratama

Political Post-Truth: Antara Simulacra dan Prahara Digital

Ahmad Baiduri

Tata Permainan Bahasa Wittgenstein sebagai Klarifikasi

Bonaventura Labur

Filsafat Cinta: Pandangan Erich Fromm dan Sokrates Mengenai Cinta

Miftah Zein

Act For The Greater Good: Dilema Moral Utilitarianisme

Michael Hans

Kolase

Refleksi

Mensintesiskan Soteriologi Kompromi: Sebuah Kritik dalam Kebiasaan Beragama

Jonathan Sihotang

Segala bentuk rasa ingin tahu dan pencarian akan kebenaran bukanlah dosa yang harus ditanggung oleh manusia dalam ratap

Refleksi

Kritik Arah Pembangunan Kita

Nardi Maruapey

Pembangunan sangat berkaitan dengan nilai, dan acap kali bersifat transendental, suatu gejala meta-disiplin, atau bahkan sebuah ideologi

Editorial

Metaepistemologi: Realisme dan Objektivitas

Kavin Ashfiya

Apakah benar bahwa benda yang sering kita lihat itu merupakan entitas yang nyata dan bukan merupakan halusinasi? Apakah kita

Refleksi

Enrichment Century: Sains dan Teknologi

Muhammad Nabil Alfarizi

Dengan latihan dasar dan disiplin mental memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus.

Refleksi

Wacana Sekularisme “Islam, Yes. Partai Islam, No!”

Muhammad Hakim Muhyiddin

Sekularisme tidak menjadi ancaman bagi eksistensi agama, melainkan menjadi tantangan berat yang seharusnya dihadapi dengan penuh kesiapan.

Editorial, Kajian Tokoh

Hannah Arendt: Menimbang Kembali Apa yang Sedang Kita Lakukan

Yogi Timor Ardani

Eksistensi manusia selalu terkondisi, namun tidak pernah sepenuhnya, sebab eksistensi itu berkaitan.

Kajian Tokoh

Sumbangsih 3 Generasi Teori Kritis Mazhab Frankfurt dalam Isu Neoliberalisme

Tedy Aprilianto

Manusia bukan tempat eksploitasi atas neoliberalisme. Dengan adanya neoliberalisme, manusia perlu menumbuhkan kesadaran dengan tidak terbawa terus atas sistem

Refleksi

Keterasingan Potensial dalam Kebangkitan Dunia Stoa

Dicky Cahyo Anggoro

Kita perlu menyadari bahwa jika semua hal di semesta ini bersifat tidak pasti, maka semua hal juga adalah menjadi

Refleksi

Makoto dan Magokoro: Pilar Aksiologis dalam Agama Shinto

Muhammad Ijlal Sasakki Junaidi

Konsep Makoto (kejujuran dan ketulusan) dan Magokoro (hati yang tulus) menjadi pilar aksiologis yang mendasar, menggarisbawahi pentingnya moralitas, integritas,

Kajian Tokoh

Batas antara Memiliki dan Mencintaimu: Menuju Open-Individualism Daniel Kolak

Batas antara Memiliki dan Mencintaimu: Menuju Open-Individualism Daniel Kolak

Bacaan hari ini

Kebahagiaan dan kebijaksanaan ala Epikureanisme

Psikologi Kesadaran Bagian II

Political Post-Truth: Antara Simulacra dan Prahara Digital

Tata Permainan Bahasa Wittgenstein sebagai Klarifikasi

Filsafat Cinta: Pandangan Erich Fromm dan Sokrates Mengenai Cinta

Act For The Greater Good: Dilema Moral Utilitarianisme

Kolase

Platon

Aristoteles

Karl Marx

Friedrich Nietzsche

Sigmund Freud

Martin Heidegger

Herbert Marcuse

Erich Fromm

Jean-Paul Sartre

Simone de Beauvoir

Albert Camus

Jacques Derrida

Alain Badiou

Mensintesiskan Soteriologi Kompromi: Sebuah Kritik dalam Kebiasaan Beragama

Kritik Arah Pembangunan Kita

Metaepistemologi: Realisme dan Objektivitas

Enrichment Century: Sains dan Teknologi

Wacana Sekularisme “Islam, Yes. Partai Islam, No!”

Hannah Arendt: Menimbang Kembali Apa yang Sedang Kita Lakukan

Sumbangsih 3 Generasi Teori Kritis Mazhab Frankfurt dalam Isu Neoliberalisme

Keterasingan Potensial dalam Kebangkitan Dunia Stoa

Makoto dan Magokoro: Pilar Aksiologis dalam Agama Shinto

Diskursus Manusia Sempurna Perspektif Murtadha Muthahhari

Komunitas

Produk Kami

Podcast Kami